Selasa, 18 Mei 2010

Mittal Bangun Pabrik, Pemerintah Waspada | Wartadigital.Com - Satu ...

Ketika Anda belajar mengenai sesuatu yang baru, mudah untuk merasa kewalahan oleh jumlah semata-mata informasi yang relevan yang tersedia. Artikel informatif ini akan membantu Anda berfokus pada titik pusat.
JAKARTA, KOMPAS.com -  Rencana produsen baja terbesar dunia, Arcelor Mittal, membangun pabrik di Serang, Banten membuat Kementerian Badan usaha Milik Negara (BUMN) waspada.

Deputi Kementerian BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi Sahala Lumban Gaol kemarin telah meminta Krakatau Steel (KS) menganalisa posisi pasar pabrik baja milik pemerintah tersebut jika pabrik Mittal kelak beroperasi. "Analisis juga menyangkut dampak pabrik Mittal kepada industri baja nasional," ungkap Sahala kepada KONTAN. Sahala mengatakan, is sendiri belum mengetahui pasti detil-detil rencana bisnis Mittal tersebut di Indonesia.

Kekhawatirkan Kementerian BUMN memang beralasan. Soalnya, pabrik baja yang
akan dibangun Mittal dengan menggandeng PT Banten Global Development (BGD) itu berkapasitas sedikitnya 2,5 juta ton per tahun. Dan yang tak kalah penting, mereka membidik pasar baja dalam negeri Indonesia. Oh ya, BGD adalah badan usaha milik daerah Provinsi Banten.

Kapasitas dan target pasar pabrik Mittal tersebut sama dengan KS. Saat ini kapasitas produksi KS juga 2,5 juta ton per tahun, dan menguasai 80 persen pasar baja dalam negeri.

Selama ini, KS sulit mengembangkan kapasitas pabriknya karena tak punya dana. Rencana ekspansinya dengan mendirikan pabrik baja baru bersama Pohang Iron and Steel Corporation (POSCO) dari Korea Selatan berjalan alot dan terancam gagal.

Sebagian besar informasi ini datang langsung dari kata kunci%% pro. Hati-hati membaca sampai akhir benar-benar menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.

Direktur BGD Rudi Radjab membenarkan, pabrik patungan BGD dengan Mittal tersebut akan memasok kebutuhan domestik. Tapi secara tak langsung is menepis kekhawatiran bahwa pabrik tersebut akan menggerus pasar KS. Soalnya, Mittal menghitung pasar baja Indonesia sangat besar. Setiap tahun, kebutuhan baja nasional mencapai 8 juta ton, sementara produksi dalain negeri hanya 4 juta ton, sehingga harus mengimpor 4 juta ton.

Selain pasar yang besar, Mittal tertarik membangun pabrik di Indonesia karena bahan baku di sini melimpah. Cuma, untuk memutuskan jenis baja yang akan diproduksi, Mittal masih melakukan studi kelayakan hingga Juni nanti.

BGD sendiri melihat, Mittal bisa berperan mengangkat perekonomi dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Banten. Itulah sebabnya BGD menerima pinangan Mittal sebagai mitra lokal walaupun hanya kebagian saham 20 persen di pabrik baja barn tersebut.

Rencananya, pembangunan pabrik baja Mittal akan dimulai paling lambat akhir 2011, bukan tahun ini. Pembangunan pabrik tersebut memerlukan waktu dua tahun sehingga baru mulai beroperasi 2013.

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Edward R. Pinem berpendapat, masuknya Mittal tidak akan mengganggu pangsa pasar yang ada. Pabrik tersebut justru akan membantu memenuhi kebutuhan nasional. sehingga tidak perlu impor. Tapi, mantan petinggi Krakatau Steel ini menyarankan agar Mittal memproduksi baja dari sektor hulu dan jenis yang selama ini diimpor.

Ia juga berharap, Mittal memakai teknologi ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan masalah. Catatan saja, di Indonesia, Mittal memiliki pabrik baja, PT Ispat Indonesia. Enam tahun silam, pabrik ini sempat dituding mencemari sumur warga. (Kontan/Herlina Kartika Dewi, Ewo Raswa)

Berita Terkait:

  1. JK Mulai Bangun Pabrik Darah Tahun Depan
  2. Bangun Pabrik, Sari Roti Masuk Bursa
  3. Perhutani Bangun Dua Pabrik Kayu Lapis
  4. Waspada! Harga Baja Bisa Naik Hingga 130 Persen
  5. Kaltim Bangun Pabrik Sepeda Elektrik
Jadi sekarang Anda tahu sedikit tentang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010. Bahkan jika Anda tidak tahu segalanya, Anda telah melakukan sesuatu yang berharga: Anda telah memperluas pengetahuan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar