Jakarta " Bantuan atas Yunani senilai 45 miliar euro masih jadi perdebatan. Namun, defisit Yunani sudah kembali alami pembengkakan ke level 13,6 persen dari sebelumnya 12,7 persen. Pasar pun semakin tertekan.
Ariston Tjendra, periset dan analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, tertekannya optimisme pasar dipicu belum tuntasnya masalah Yunani. Pasar dunia masih mengkhawatiran utang di Eropa itu. Namun, di sisi lain, pada saat investasi di negara-negara maju tidak berjalan, investor justru mengalihkan aset-aset investasinya ke Indonesia.
Karena itu, bursa saham Indonesia sebenarnya masih kuat. Tapi, rupiah tidak berhasil menguat karena pada saat yang sama, persoalan Yunani juga memicu penguatan dolar AS sehingga rupiah tertekan. Jadi, tarik menarik antara arus dana yang masuk dengan penguatan dolar AS, katanya di Jakarta, Jumat (23/4).
Akibatnya, rupiah hari ini tertahan di level 9.008/9.013. Sebab, dolar AS juga menguat terhadap semua mata uang utama. Terhadap euro, mata uang dolar AS ditransaksikan menguat ke level US$1,3325 bahkan sempat menyentuh level US$1,3202. Sebelumnya berada di level US$1,34-an, imbuhnya.
Seperti diketahui, defisit fiskal Yunani kembali bertambah ke level 13,6 persen dari sebelumnya 12,7 persen. Level ini menurut Ariston sudah menyalahi aturan atau batasan defisit yang disepakati pada saat pendirian Uni-Eropa yaitu maksimal di level 3 persen. Apalagi, pada saat yang sama, Yunani juga memiliki utang yang jatuh tempo pada 19 Mei mendatang senilai ¬11 miliar, tandasnya.
Pertemuan Uni Eropa-IMF-Yunani pun saat ini, membahas bagaimana cara untuk mendapatkan dana menalangi utang yang jatuh tempo itu. Untuk pekan ini, yang paling kencang mencuri perhatian pasar adalah Yunani, ungkapnya.
Di sisi lain, lembaga pemeringkat, Moodys kembali men-downgrade peringkat obligsai pemeritah Yunani. Sebelumnya, Fitch Rating sudah melakukan hal yang sama. Pasar melihat, S&P500 pun akan men-downgrade Yunani, ucapnya.
Sejauh ini, kami telah menemukan beberapa fakta menarik mengenai lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010. Anda mungkin memutuskan bahwa informasi berikut ini bahkan lebih menarik.
Dengan demikian, optimisme pasar di kawasan Eropa kembali tertekan. Tapi, jika dilihat dari pergerakan Bursa Efek Indonesia, arus dana dari Eropa cukup signifikan akibat peralihan investor. Indeks pun hanya melemah terbatas 1,80 poin (0,06 persen) menjadi 2.924,73.
Ariston menilai koreksi ini semata faktor profit taking akibat kenaikan tajam indeks dan faktor akhir pekan. Aksi ambil untung pun tidak terlalu banyak, sebab, setiap kali indeks melemah langsung terjadi aksi beli, tandasnya.
Sementara itu, Yustian Hartono, technical analyst AmCapital Indonesia mengatakan hal senada. Menurutnya, aksi ambil untung pasar dipicu oleh kekhawatiran investor atas berita krisis Yunani yang kembali menyeruak semalam.
Defisit anggaran negeri para dewa itu ternyata membesar dari sebelumnya 12 persen menjadi 13,6 persen. Padahal, bantuan senilai US$61 miliar atau ¬45 miliar saja masih diperdebatkan. Berita ini jadi hantaman bagi keyakinan investor, ujarnya.
Sebab, pasar melihat sampai sekarang, penyelesaian krisis fiskal Yunani masih berbelit-belit. Hal ini justru akan membuat Yunani semakin kesulitan menyelesaikan utang-utangnya itu. Karena itu, pasar saat ini sedikit berhati-hati, selain melakukan profit taking akibat kenaikan yang terjadi dua hari terakhir, paparnya.(net)
Ariston Tjendra, periset dan analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, tertekannya optimisme pasar dipicu belum tuntasnya masalah Yunani. Pasar dunia masih mengkhawatiran utang di Eropa itu. Namun, di sisi lain, pada saat investasi di negara-negara maju tidak berjalan, investor justru mengalihkan aset-aset investasinya ke Indonesia.
Karena itu, bursa saham Indonesia sebenarnya masih kuat. Tapi, rupiah tidak berhasil menguat karena pada saat yang sama, persoalan Yunani juga memicu penguatan dolar AS sehingga rupiah tertekan. Jadi, tarik menarik antara arus dana yang masuk dengan penguatan dolar AS, katanya di Jakarta, Jumat (23/4).
Akibatnya, rupiah hari ini tertahan di level 9.008/9.013. Sebab, dolar AS juga menguat terhadap semua mata uang utama. Terhadap euro, mata uang dolar AS ditransaksikan menguat ke level US$1,3325 bahkan sempat menyentuh level US$1,3202. Sebelumnya berada di level US$1,34-an, imbuhnya.
Seperti diketahui, defisit fiskal Yunani kembali bertambah ke level 13,6 persen dari sebelumnya 12,7 persen. Level ini menurut Ariston sudah menyalahi aturan atau batasan defisit yang disepakati pada saat pendirian Uni-Eropa yaitu maksimal di level 3 persen. Apalagi, pada saat yang sama, Yunani juga memiliki utang yang jatuh tempo pada 19 Mei mendatang senilai ¬11 miliar, tandasnya.
Pertemuan Uni Eropa-IMF-Yunani pun saat ini, membahas bagaimana cara untuk mendapatkan dana menalangi utang yang jatuh tempo itu. Untuk pekan ini, yang paling kencang mencuri perhatian pasar adalah Yunani, ungkapnya.
Di sisi lain, lembaga pemeringkat, Moodys kembali men-downgrade peringkat obligsai pemeritah Yunani. Sebelumnya, Fitch Rating sudah melakukan hal yang sama. Pasar melihat, S&P500 pun akan men-downgrade Yunani, ucapnya.
Sejauh ini, kami telah menemukan beberapa fakta menarik mengenai lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010. Anda mungkin memutuskan bahwa informasi berikut ini bahkan lebih menarik.
Dengan demikian, optimisme pasar di kawasan Eropa kembali tertekan. Tapi, jika dilihat dari pergerakan Bursa Efek Indonesia, arus dana dari Eropa cukup signifikan akibat peralihan investor. Indeks pun hanya melemah terbatas 1,80 poin (0,06 persen) menjadi 2.924,73.
Ariston menilai koreksi ini semata faktor profit taking akibat kenaikan tajam indeks dan faktor akhir pekan. Aksi ambil untung pun tidak terlalu banyak, sebab, setiap kali indeks melemah langsung terjadi aksi beli, tandasnya.
Sementara itu, Yustian Hartono, technical analyst AmCapital Indonesia mengatakan hal senada. Menurutnya, aksi ambil untung pasar dipicu oleh kekhawatiran investor atas berita krisis Yunani yang kembali menyeruak semalam.
Defisit anggaran negeri para dewa itu ternyata membesar dari sebelumnya 12 persen menjadi 13,6 persen. Padahal, bantuan senilai US$61 miliar atau ¬45 miliar saja masih diperdebatkan. Berita ini jadi hantaman bagi keyakinan investor, ujarnya.
Sebab, pasar melihat sampai sekarang, penyelesaian krisis fiskal Yunani masih berbelit-belit. Hal ini justru akan membuat Yunani semakin kesulitan menyelesaikan utang-utangnya itu. Karena itu, pasar saat ini sedikit berhati-hati, selain melakukan profit taking akibat kenaikan yang terjadi dua hari terakhir, paparnya.(net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar