Senin, 26 April 2010

Gagal Sarjana Sukses Jadi Eksportir Guci

Pernahkah Anda bertanya-tanya apa sebenarnya dengan lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010? Laporan informatif ini dapat memberikan wawasan tentang segala sesuatu yang Anda pernah ingin tahu tentang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010.
Bantul: Hidayat (kaos putih) mengawasi proses produksi keramik di workshop Putra Insan Keramik, Bantul, DIY, kemarin. Menjadi pengusaha tidak pernah terbesit di pikiran Muh Hidayat,37.
Jalan menjadi pengusaha terbentang justru ketika dia harus menghadapi kenyataan putus kuliah di tengah jalan. SAAT muda yang terlintas di otak Hidayat adalah ingin secepatnya menuntaskan studi di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM).Setelah itu bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) setidaknya di Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Maklum, hobinya sejak dulu adalah bercocok tanam, khususnya tanaman hias. Suratan takdir menentukan lain. Jangankan diterima sebagai PNS,kuliahnya yang sudah memasuki tahap akhir harus terhenti.

Gara- garanya sepele, pada tahap penelitian dia kurang sepaham dengan arah pikir dosen pembimbingnya. Karena idealismenya itulah, pertengahan 2007 dia memutuskan untuk tidak melanjutnya studi. Keputusan tersebut tentu membuat heboh keluarga besarnya. Namun,dia tidak ambil pusing. Kenekatannya dalam mengambil keputusan tidak berhenti di situ. Setahun kemudian dia meminang gadis pujaannya,Heny M.

Pada awal pernikahan, untuk menghidupi keluarga terpaksa bergantung dari gaji istri yang ketika itu bekerja sebagai karyawan swasta. Otak bisnisnya baru berjalan saat istri mulai mengandung putra pertamanya, Priza Zahra Hidayat, yang kini telah berumur 9 tahun. Dengan modal pemberian orang tua sebesar Rp2 juta,dia memulai usaha kecil-kecilan sebagai perajin suvenir.Usahanya ini dinamai Putra Insan Keramik.

Keahliannya diperoleh dari usaha orang tuanya yang lebih dulu mengelola bisnis ini sekitar dua tahun terakhir. Saat awal mengelola bisnis baru, tentu bukanlah persoalan mudah. Modal awalnya nyaris ludes karena sepi pesanan dan habis untuk hidup sehari-hari. Namun, keberuntungan tibatiba menghampirinya.œPertolongan datang melalui perantara teman saya.

Dia memberikan jalan agar berkomunikasi dengan salah satu rekannya,seorang distributor kerajinan berkewarganegaraan Malaysia , terangnya kepada harian Seputar Indonesia didampingi istri tercinta dan putri bungsunya, Alifah Rahfa Hidayat,6. Tanpa pikir panjang, dia pun mengikuti saran temannya untuk bertemu dengan pelaku bisnis Malaysia itu.Pertemuan pertama berlangsung di Jepara, Jawa Tengah, saat pengusaha Malaysia tengah berkunjung untuk memesan ukiran kayu.

Bagai gayung bersambut, pertemuan pertama tersebut langsung berbuah hasil. Dia diminta menyediakan guci keramik beranyaman rotan sebanyak dua truk.œMendapat pesanan sebegitu banyak tentu deg-degan tapi surprise, ungkapnya. Persoalan yang kemudian dihadapi pascamenerima pesanan begitu banyak adalah modal.Dia dibuat pusing tujuh keliling mencari modal produksi.

Utang saudara dan teman ternyata gagal. Beruntung melalui informasi dari salah satu rekannya, dia diminta berhubungan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mengajukan kredit modal kerja ekspor (KMK Ekspor). œKMK Ekspor itu fasilitas kredit untuk tujuan pembiayaan produksi atau pembelian barang-barang untuk diekspor, ungkapnya. Tanpa melalui proses yang berbelit ketika itu, BRI bersedia mendanai dengan nominal Rp60 juta untuk satu tahun masa kredit.

Kucuran dana tersebut langsung dimanfaatkan untuk pengadaan bahan baku dan tenaga kerja. Seluruh proses berjalan dengan lancar dan produk bisa selesai dengan kualitas bagus dan terkirim sesuai jadwal yang ditentukan. œDari situlah nasib kami mulai membaik, pengusaha Malaysia meminta pengiriman dua minggu sekali,paparnya. Nasib baik yang diterimanya tidak berhenti di situ.

Tahun 2000 sayap bisnisnya mulai mengembang setelah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM meliriknya untuk mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan baik di Yogyakarta maupun di kota besar lain seperti Jakarta dan Surabaya. Sejak itu jumlah pembelinya bertambah tidak hanya dari Malaysia tapi juga dari Timur Tengah. œBahkan,pembelidari Arab Saudi minta setiap dua minggu dikirim guci keramik anyaman rotan sebanyak tiga kontainer,terangnya.

Sekarang kita telah membahas aspek-aspek dari lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010, mari kita berpaling pada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Dengan permintaan yang semakin banyak, mau tidak mau dia kembali dihadapkan dengan permodalan. Namun, masalah itu kini tidak lagi berarti, mengingat BRI berkomitmen siap mengucurkan bantuan asalkan ada order ekspor yang jelas. Saat mengajukan penambahan permodalan,pihak BRI memberikan persetujuan.Ketika itu modal produksi ditambah menjadi Rp110 juta. Diakui Hidayat, kadang dalam berbisnis tidak selalu lancar.Ada kalanya, usahanya terkendala persoalan teknis.

Namun, sejauh ini dia merasa kendala masih wajar dan mampu dihadapi.Yang kerap terjadi adalah pembayaran produk oleh pembeli yang tidak tepat waktu.Kemunduran pembayaran tersebut berimplikasi pada terhentinya modal usaha. œRepotnya ketika ada pemesanan lagi, kami harus memutar otak untuk menutup produksi, urainya. Terlebih sekarang ini pemesanan barang tidak hanya dari Malaysia ataupun Timur Tengah tapi sudah merambah ke Eropa seperti Spanyol dan Belanda.

Untuk menyiasatinya, dia harus pandai-pandai mengelola keuangan.Dia tidak ingin berbagai kendala tersebut sampai menimbulkan ketidakpuasan pembeli. Baginya, kepuasan pembeli merupakan segalanya. œSaya percaya dengan falsafah hidup bahwa bekerja dengan kejujuran dan kerja keras dengan tetap menjaga kepercayaan akan menghasilkan kesuksesan, ujarnya. Dengan kemajuan usaha yang kini dirasakan, Hidayat beserta keluarga mengaku bersyukur.

Omzet usaha per bulannya sudah mencapai ratusan juta rupiah. Gudang penyimpanan produk yang dulu sempit kini bisa diperluas hingga 300 meter persegi di Desa Wisata Kasongan, Kajen 01, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Selain itu, dia mampu membangun rumah dan membeli kendaraan roda empat. œKami ingin memiliki Daihatsu Gran Max. Sepertinya bak mobil belakang cukup luas untuk mengangkut muatan,ujarnya.

Selain ingin membeli mobil baru, satu impiannya yang belum terwujud adalah beribadah haji. Sebenarnya dia dan istri telah menyisihkan tabungannya untuk pergi ke Arab Saudi untuk menempuh rukun Islam yang kelima. Sayangnya pihak Departemen Agama (Depag) baru memberi kuota keberangkatan pada 2014 mendatang. Ke depan, dia ingin bisnis yang telah ditekuninya sejak 12 tahun yang lalu ini bisa terus bertahan. Memang untuk mewujudkan keinginannya butuh perjuangan keras.

Terlebih sekarang ini persaingan semakin kuat. œSaya tetap berupaya menatap dengan optimistis. Asalkan tetap menjaga kualitas dan terus berinovasi, industri keramik Kasongan semakin bisa diterima di mata dunia, ujarnya. Salah satu cara agar industri keramik khususnya dari Kasongan bisa tetap diterima,kata dia,harus ada kerja sama yang padu antara pelaku usaha dan pemerintah.

Pemerintah sebagai pihak fasilitator harus mampu menjembatani pelaku bisnis untuk mempromosikan produk hasil kerajinannya. Dia mengakui, sejauh ini upaya tersebut telah dilakukan hanya saja intensitasnya masih terbatas dan skalanya kurang begitu luas. œSekarang ini dalam satu tahun ada dua atau tiga kali pameran. Syukur-syukur bisa ditingkatkan dua bulan sekali,ungkapnya.

zonaindo.com

Editor: hin  |   Sumber: sepinc

Mereka yang hanya mengenal satu atau dua fakta-fakta mengenai lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 bisa bingung dengan informasi yang menyesatkan. Cara terbaik untuk membantu mereka yang menyesatkan adalah dengan lembut benar mereka dengan kebenaran yang Anda pelajari di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar