Detik News " Bangkok -Militer Thailand dan demonstran antipemerintahan Red Shirts membuat tawaran perdamaian sementara. Militer tidak akan menggunakan kekuatan bersenjata. Hal ini dilakukan untuk mencegah kekerasan berlanjut dan memenuhi seruan negara-negara yang meminta kedua pihak melakukan resolusi Penggunaan kekuatan tidak akan menyelesaikan masalah saat ini dan akan berakibat kekerasan berulang, kata kepala militer Jenderal Anupong Paojinda dalam pertemuan petinggi militer sebagaimana disampaikan deputi jurubicara militer Kolonel Sirichan Ngatong seperti dilansir AFP, Sabtu (24/4/2010). Jenderal Anupong mengakui penggunaan kekuatan militer bukan solusi untuk mengakhiri krisis Thailand. Sebab bentrokan militer dan Red Shirts sudah menewaskan 25 orang dan menimbulkan tanda-tanda baru kekerasan. Jika Anda lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 fakta adalah out-of-date, bagaimana itu mempengaruhi tindakan dan keputusan Anda? Pastikan Anda tidak membiarkan penting lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 informasi slip oleh Anda.
Hal terbaik untuk menciptakan rasa saling percaya diantara setiap orang. Pekerjaan militer sekarang untuk menjaga warga dan tidak memberikan kepada mereka untuk saling serang, paparnya. Ribuan demonstran Red Shirt mulai melakukan aksi unjuk rasa di Bangkok sejak pertengahan Maret lalu. Para pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra itu menuntut pembubaran parlemen dan digelarnya pemilihan umum baru. Pada Kamis, 22 April malam waktu setempat, serentetan serangan granat terjadi di distrik bisnis di Bangkok hingga menewaskan tiga orang. Lebih dari 70 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa itu. Sebelumnya pada 10 April lalu, terjadi bentrok antara pasukan keamanan Thai dan para demonstran yang menewaskan 25 orang. Lebih dari 800 orang lainnya terluka dalam peristiwa berdarah itu. (Rez/Rez)
Hal terbaik untuk menciptakan rasa saling percaya diantara setiap orang. Pekerjaan militer sekarang untuk menjaga warga dan tidak memberikan kepada mereka untuk saling serang, paparnya. Ribuan demonstran Red Shirt mulai melakukan aksi unjuk rasa di Bangkok sejak pertengahan Maret lalu. Para pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra itu menuntut pembubaran parlemen dan digelarnya pemilihan umum baru. Pada Kamis, 22 April malam waktu setempat, serentetan serangan granat terjadi di distrik bisnis di Bangkok hingga menewaskan tiga orang. Lebih dari 70 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa itu. Sebelumnya pada 10 April lalu, terjadi bentrok antara pasukan keamanan Thai dan para demonstran yang menewaskan 25 orang. Lebih dari 800 orang lainnya terluka dalam peristiwa berdarah itu. (Rez/Rez)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar