JAKARTA, KOMPAS.com " Setelah Gayus Tambunan, kini muncul nama Bahasyim Assifie, mantan pegawai pajak yang memiliki uang Rp 70 miliar. Angka miliaran rupiah yang ada di rekening bekas Kepala Kantor Pemeriksaan Jakarta Tujuh Ditjen Pajak ini cukup fantastis dan meimbulkan tanda tanya dari berbagai pihak, termasuk Komisi XI DPR. Wakil Komisi XI Ahsanul Qosasi mengatakan, dengan rekening sekitar Rp 60 miliar atau Rp 70 miliar yang dimiliki Bahasyim, dia memprediksi perputaran bisnisnya mencapai kisaran Rp 2,5 triliun. "Itu baru rekening tunai lho, asetnya di mana-mana. Totalnya lebih dari itu, kalau margin untungnya 5-10 persen, pendapatannya Rp 100 miliar maka turn over atau perputaran bisnisnya mencapai Rp 2,5 triliun hingga Rp 6 triliun," jelas Ahsanul saat dihubungi media di Jakarta, Jumat (9/4/2010). Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?
Ahsanul menilai wajar atas pengakuan Bahasyim yang menyebut bahwa puluhan miliar di rekeningnya berasal dari aktivitas bisnis. Ahsanul menyatakan tidak masalah jika seorang PNS melakukan bisnis selagi tugasnya sebagai PNS tidak terbengkalai. Namun, dia tetap saja merasa ada yang ganjil. Pasalnya, untuk perolehan uang puluhan miliar rupiah, Bahasyim setidaknya harus menjalani bisnisnya secara aktif dan menyita banyak waktu. Padahal, selama ini Bahasyim juga masih aktif sebagai PNS. "Tapi kan dia PNS, bagaimana untuk berbisnis. Dalam kaidah akal sehat itu sulit, kecuali beliau sudah pensiun lima tahun lalu, tapi ini kan baru 1 April. Bagaiman PNS masih mengelola sampai dapat Rp 65 miliar," paparnya. Karenanya, pihaknya akan meminta Bahasyim untuk melakukan pembuktian terbalik atas dana Rp 70 miliar dalam rekeningnya. Pihaknya mendesak agar Bahasyim membuktikan aktivitas bisnisnya. Menurutnya, jenis bisnis yang digeluti serta posisi Bahasyim dalam bisnis tersebut juga akan dimintai pertanggungjawaban. "Bahasyim itu berbisnis seperti apa? Berbisnis kan ada yang aktif dan ada yang pegang saham saja, mungkin saja istrinya yang menjalankan bisnisnya. Jadi, buktikan secara terbalik, kenapa seorang PNS bisa punya pendapatan seperti itu," ujarnya.
Ahsanul menilai wajar atas pengakuan Bahasyim yang menyebut bahwa puluhan miliar di rekeningnya berasal dari aktivitas bisnis. Ahsanul menyatakan tidak masalah jika seorang PNS melakukan bisnis selagi tugasnya sebagai PNS tidak terbengkalai. Namun, dia tetap saja merasa ada yang ganjil. Pasalnya, untuk perolehan uang puluhan miliar rupiah, Bahasyim setidaknya harus menjalani bisnisnya secara aktif dan menyita banyak waktu. Padahal, selama ini Bahasyim juga masih aktif sebagai PNS. "Tapi kan dia PNS, bagaimana untuk berbisnis. Dalam kaidah akal sehat itu sulit, kecuali beliau sudah pensiun lima tahun lalu, tapi ini kan baru 1 April. Bagaiman PNS masih mengelola sampai dapat Rp 65 miliar," paparnya. Karenanya, pihaknya akan meminta Bahasyim untuk melakukan pembuktian terbalik atas dana Rp 70 miliar dalam rekeningnya. Pihaknya mendesak agar Bahasyim membuktikan aktivitas bisnisnya. Menurutnya, jenis bisnis yang digeluti serta posisi Bahasyim dalam bisnis tersebut juga akan dimintai pertanggungjawaban. "Bahasyim itu berbisnis seperti apa? Berbisnis kan ada yang aktif dan ada yang pegang saham saja, mungkin saja istrinya yang menjalankan bisnisnya. Jadi, buktikan secara terbalik, kenapa seorang PNS bisa punya pendapatan seperti itu," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar